ANALISIS ESTETIKA DAN MAKNA PADA WEBCOMIC SARIMIN MENGGUNAKAN TEORI SEMIOTIKA

 Pendahuluan

Pesatnya perkembangan teknologi membuat kita beradaptasi akan semuanya yang menjadi lebih canggih dan efisien salah satunya dalam membaca komik, jika dahulu kita membaca sebuah komik yang berbentuk lembaran cetak pada sebuah buku, majalah, koran, ataupun hadiah dari sebuah snack lokal yang berbentuk mie kering kini kita bisa membacanya dengan mudah melalui platform-platform yang mempublikasi komik melalui website atau mobile app yang biasa disebut webcomic. Salah satu platform yang sedang digandrungi adalah Line Webtoon yang memuat banyak webcomic karya-karya author lokal maupun mancanegara, genre yang disajikanpun beragam. 

Jika bicara tentang webcomic favorit saya pada platform ini mungkin saya akan menyebutkan Sarimin sebagai salah satunya. Ketertarikan saya akan Sarimin sendiri membuat saya ingin mengkajinya secara singkat dalam tulisan ini menggunakan teori semiotika. Sarimin sendiri merupakan karya author lokal dengan nama pena "NAGATERBANG", dengan bergenre drama, horor, komedi webcomic ini membahas tentang konflik antara sesama jin atau hubungan jin dengan manusia yang dipenuhi dengan makna-makna mendalam di setiap chapter-nya.Tentunya ada banyak nilai estetika yang bisa kita ambil selain banyaknya makna atau nilai-nilai kehidupan yang bisa diambil dari membaca webcomic ini. Terlebih lagi pada unsur kebudayaan lokal yang sangat menonjol pada webcomic ini membuat saya jatuh hati ketika membacanya pertama kali.

Sumber: Line Webtoon


Pembahasan

1. Penanda dan Pertanda

Penanda dalam webcomic ini adalah Sarimin sendiri yang merupakan jin monyet pesugihan sakti dengan kemampuan supranatural hebat yang ternyata dalam menggoda manusia untuk menggunakan jasa pesugihannya sudah menggunakan cara-cara modern dan licik. Namun tak sedikit pula di beberapa adegan pada webcomic memperlihatkan sifat Sarimin yang rela merendahkan hatinya untuk menolong walaupun tetap ada yang harus dikorbankan.

Pertanda dalam webcomic ini berupa sikap dan juga hal-hal yang dilakukan Sarimin untuk menggoda manusia, maupun hal yang dilakukan manusia guna mendapatkan sesuatu dengan cara yang salah .

Makna pada webcomic ini sangatlah mendalam dan pada setiap chapter memiliki makna yang berbeda-beda. Namun pada garis besarnya webcomic ini mengajarkan kita semua agar menjadi pribadi yang lebih bekerja keras dengan berusaha guna mendapatkan hal yang diinginkan, dan juga menjadi pribadi yang lebih beriman dengan meminta pertolongan kepada sang pencipta bukannya jin halus seperti Sarimin.

Sumber: Line Webtoon


2. Estetika Semiotika

Estetika semiotika sendiri bisa diartikan sebagai pemahaman akan melihat makna yang direpresentasikan dalam sebuah wujud estetika melalui sudut pandang semiotika (Fischer Lichte 1983, Paetzold 1983). Dalam webcomic Sarimin sendiri sosok Sarimin digambarkan sebagai pria dengan gaya berpakaian seperti anggota geng motor, tak lupa pula ditambahkan sentuhan lokal pada masker yang digunakannya. Walaupun wujud asli dari Sarimin sendiri adalah seekor jin monyet, ia menggunakan wujud manusia agar para calon pengguna jasanya tidak ketakutan saat melihatnya, yang ternyata dilakukan oleh jin pesugihan lainnya juga. 

Sumber: Line Webtoon

Terlihat pula banyak sekali unsur unsur kebudayaan Nusantara diangkat dalam webcomic ini yang erat kaitannya akan dunia supranatural, termasuk desain karakter Sarimin sendiri yang mengangkat konsep Ogoh-ogoh asal Bali dan juga adegan seseorang yang memberikan sesajen di bawah pohon tempat Sarimin tinggal. Tak jarang pula terdapat penggunaan ragam hias atau ornament-ornament Nusantara  yang semakin memperkuat rasa lokal dari webcomic ini. Kuatnya kebudayaan yang diangkat mengajarkan kita untuk lebih mengenali kebudayaan bangsa kita sendiri, salah satunya masih banyak tradisi atau acara adat yang mengandung unsur supranatural di dalamnya.

Sumber: Line Webtoon

3. Elemen Representasi Grafis

Unsur-unsur yang terkandung dalam webcomic tak jauh beda dengan komik yang sudah lama kita kenal, dari unsur-unsur tersebutlah bisa kita perdalam kajian ini. 

3.1 Elemen Grafis

Ilustrasi-ilustrasi yang dibuat oleh sang author pada webcomic ini sangatlah menggambarkan sudut pandang baru akan kehidupan jin pesugihan tetapi tetap memperhatikan poin-poin estetika seperti teknik menggambar, style menggambar, pose yang digunakan, dan komposisi pada setiap panelnya guna membuat para pembaca lebih mudah masuk dan memahami cerita yang ingin disampaikan.

3.2 Color

Warna yang digunakan cenderung lebih cerah daripada webcomic horor lainnya dikarenakan webcomic Sarimin lebih berfokus pada genre dramanya. Tentunya penggunaan tone warna cerah ini berfungsi agar sang author bisa lebih menekankan nilai-nilai norma yang ingin disampaikan daripada unsur seram.

3.3 Segmentasi

Jika secara segmentasi sendiri webcomic Sarimin berfokus pada pembaca rentang usia remaja hingga dewasa dengan ketertarikan pada kisah drama yang unik dan juga mengandung humor. Oleh sebab itu sang author sendiri sering membumbui cerita Sarimin dengan percakapan maupun ilustrasi yang jenaka dan juga update akan fenomena yang sedang marak di masa sekarang.


Kesimpulan

Dari kajian singkat yang saya lakukan pada tulisan ini dapat disimpulkan bahwa webcomic Sarimin  berfokus pada genre drama mengangkat fenomena-fenomena yang sedang marak dengan dibumbui unsur kebudayaan lokal, unsur supranatural, dan juga humor yang jenaka akan tetapi tetap mengutamakan nilai estetikanya juga. Makna yang terkandung di dalamnya pun mengajarkan kita supaya tidak putus asa jika mendapat masalah dan tergoda dengan rayuan jin yang menjanjikan segalanya.

Komentar

Postingan Populer