PENANDA, PERTANDA, DAN MAKNA DALAM SEBUAH SEMIOTIKA


Halo... Ini adalah catatan kedua dari blog saya atau mungkin bisa dibilang halaman kedua dari catatan DKV ini? Ya bebas deh kalian menyebutnya bagaimana hehe. Di pertemuan kita yang kedua ini saya akan menjelaskan secara singkat tentang apa itu semiotika dan contoh penggunaannya jika dikaitkan dengan pengalaman pribadi saya.

 

Semiotika menurut pendapat pribadi saya bisa diartikan sebagai metode dalam mengkaji sesuatu dengan memperhatikan tanda-tandanya. Mengkaji dengan semiotika bisa dengan memperhatikan sebuah tanda yang terdapat pada bahasa ataupun visual. Semiotika bekerja dengan cara memecah isi dari sebuah teks menjadi beberapa bagian lalu menghubungkan mereka dengan wacana-wacana yang lebih luas. Dari tanda yang kita analisa bisa terdiri dari sebuah penanda, pertanda, dan juga makna dari sebuah pertanda.

 

Semiotika juga bisa digunakan dalam mengkaji pengalaman yang kita alami loh! Bagaimana sih caranya? Saya akan contohkan cara penggunaan semiotika dalam mengkaji pengalaman pribadi saya.

 

Pengalaman yang pertama adalah ketika saya masih kecil dan Ibu saya selalu melarang saya membeli mainan yang bisa dibilang mahal dan di luar kemampuan Ibu saya saat itu. Saya bisa menyimpulkan bahwa penanda dari pengalaman tersebut adalah sikap dari Ibu saya, sedangkan untuk pertandanya adalah kebijakan Ibu saya yang melarang saya membeli mainan mahal, untuk maknanya sendiri bisa saya simpulkan bahwa sebenarnya Ibu saya ingin mendidik saya agar tidak boros dan manja serta lebih dewasa jika ingin membeli sesuatu maka harus menabung terlebih dahulu.

 

Pengalaman yang kedua adalah ketika saya selalu merengek untuk dibelikan permen namun Orang Tua saya selalu bilang untuk membeli makanan yang lainnya saja. Dari pengalaman yang kedua ini penandanya adalah sikap kedua Orang Tua saya, lalu pertandanya adalah mereka yang menganjurkan untuk membeli makanan yang lainnya daripada permen, sedangkan makna dari pertandanya adalah Orang Tua saya tidak ingin gigi saya rusak dan akhirnya saya sakit gigi atau mungkin Orang Tua saya ingin saya sebagai anak mereka memakan makanan yang lebih sehat dan juga bergizi.

 

Pengalaman yang terakhir terjadi ketika saya duduk di bangku SMP, di mana ada kebijakan dari pihak sekolah bahwa setiap hari jumat seluruh siswa laki-laki yang beragama islam wajib melaksanakan sholat jumat berjamaah di mushola sekolah. Pada pengalaman ini saya menyimpulkan bahwa penandanya adalah kebijakan dari pihak sekolah agar siswa laki-laki melaksanakan kewajiban sholat jumat berjamaah di sekolah, sedangkan pertandanya adalah kebijakan yang dilakukan oleh para siswa laki-laki, lalu makna dari pertanda tersebut adalah bahwa kebijakan sekolah saya menimbulkan rasa bertanggung jawab para siswa laki-laki muslim untuk menunaikan ibadah sholat jumat tepat waktu di sekolah.

 

Dari ketiga pengalaman yang sudah saya share kalian sudah paham kan cara mengkajinya menggunakan semiotika? Atau masih bingung nih? Kalau masih bingung kalian bisa kok coba menentukan penanda,pertanda, dan makna dengan pengalaman pribadi kalian sendiri dan mungkin juga bisa kalian share di kolom komentar. ^^

 


Komentar